Rabu, 16 November 2016

Permainan anak yang terancam punah

Ditahun 80an hingga akhir 90, sebelum muncul hp android dengan harga murah meriah kita masih sering melihat anak-anak kecil berkumpul dan bermain bersama. Seiring dengan perkembangan waktu dan mudahnya anak mendapatkan gadget menyebabkan banyak permainan anak yang bisa dimainkan beramai ramai mulai langka dan jarang di temukan di lingkungan kita., dikarenakan anak sudah mulai asik bermain menyendiri dengan gadgetnya.

Beberapa permainan yang mulai mengalami kepunahan (jarang di mainkan) antara lain :

GOBAG SODOR.
Gobag sodor dimainkan dengan membuat dua kelompok anak yang saling berhadapan sebagai musuh. Saat satu kelompok bermain, maka kelompok lain bertugas menjaga garis dam ber usaha memegang kelompok lawan. Permainan di mulai dengan membuat garis bujur dan melintang membentuk beberapa kotak. Apabila berpegang maka anak yang berpegang keluar dari permainan. Sehingga makin banyak anak keluar, makin susah temannya yang tersisa karena di keroyokan dari beberapa tempat. Apabila orang terakhir sudah tertangkap maka permainan tersebut dimenangkan kelompok jaga dengan memberikan nasi nol pada kelompok pemain. Tapi apabila ada pemain yang berhasil lolos maka pemain mendapatkan skor sesuai jumlah pemain yang lolos. Setelah satu babak selesai maka dilanjutkan dengan bergantian antara tugas jaga dan bermain.
 

PETAK UMPET
Permainan dilakukan dengan menunjuk satu pemain yang bertugas jaga. Sementara pemain yang lain bersembunyi. Anak yang jaga bisanya di tentukan dengan cara gambreng. Saat anak yang terpilih maka ditentukan gawang sebagai gawan aman. Biasanya berupa tembok atau pohon yang agak besar. Anak yang bertugas jaga akan menutup mata dan menghadap tembok sambil menghitung dari angka satu sampai sepuluh atau dua puluh sesuai kesepakatan, sementara yang lain berhamburan menyembunyikan diri. Setelah sampai hitungan dua puluh maka anak yang berjaga akan mulai mencari temannya yang bersembunyi. Apabila menemukan maka mereka harus segera menyebutkan nama anak yang ditemukan dan berlari ke gawang dan memegang gawang. Apabila anak yang bersembunyi berhasil memegang gawang maka ia akan mendapatkan kekebalan. Sebaliknya bila penjaga berhasil megang gawang maka dia tidak memiliki kekebalan. Setelah semua anak di temukan maka semua anak akan berbaris di belakang anak yang bertugas jaga dan anak yang berjaga akan menutup mata dan menyebutkan angka dari satu sampai jumlah anak yang ikut bermain. Apabila angka yang disebut ternyata ditempati anak yang tidak memiliki kekebalan maka anak itu ganti sebagai penjaga sedang apabila yang di sebut memiliki kekebalan maka anak yang tadi berjaga akan kembali berjaga.

CONGKLAK
Permainan congkak atau yang di jawa tengah dikenal dengan damon sudah ada sejak jaman kerajaan. Permainan dilakukan dua orang dengan alat bantu congkak dan biji congkak. Dahulu biji congkak terbuat dari biji kopi atau kerikil yang ber ukuran relatif kecil. Permainan dilakukan dengan menempatkan 8 biji congkak dalam lubang permainan congkak, kecuali gawang yang berada di masing-masing ujung. Selanjutnya pemain melakukan gambreng untuk menentukan siapa yang mulai bermain lebih dahulu. Selanjutnya pemain pertama memilih lubang yang akan dimainkan dengan mengambil biji congkak dan menghabiskan nya ke lubang-lubang sebelah lubang congkak yang diambil memutar sejarah jarum jam dengan melewatkan gawang musuh. Apabila melewati gawang sendiri maka di masuk kan satu biji. Apabila biji terakhir jatuh pada lubang dengan isi, maka pemain akan mengambil biji meneruskan membagi biji sampai berhenti di lubang yang kosong atau gawang. Apabila lubang akhir adalah gawang maka pemain akan memilih kembali lubang yang berada di sisinya. Apabila lubang terakhir adalah lubang yang kosong maka ia harus berhenti dan pemain lawan yang akan bermain. Permainan dimenangkan oleh pemain yang memiliki biji terbanyak lubang gawangnya.

GASING TRADISIONAL
Kalau yang menggunakan tambahan tradisional, karena yang saya maksudkan adalah gasing dengan bahan bambu yang dahulu bisa dimainkan anak anak. Kalau sekarang yang kita sering temukan adalah gasing buatan pabrik dari bahan campuran antara plastik dan besi dengan bantuan penarik bergerigi dari bahan plastik. Walaupun sma-sama gasing tapi suara yang dihasilkan dari gasing tradisional sudah tidak bisa lagi / susah untuk bisa di temukan.
Seperti halnya permainan Gasing modern permainan Gasing tradisional dilakukan dengan mengadu dua gasing dengan menabrakkannya. Gas big yang masih berputar atau berputar paling lama adalah pemenangnya.

ULAR-ULARAN
Permainan dilakukan dengan buat dua kelompok dengan jumlah orang yang sama. Dan dari dua kelompok di tunjuk masing-masing satu orang sebagai kepala, dan sisanya sebagai badan dan ekor. Lalu kedua belah pihak (bagian kepala) akan berusaha merebut badan atau ekor pihak lawan. Permainan dimenangkan oleh pihak yang akhirnya memperoleh anggota paling banyak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar